Jumat, 14 Desember 2018

Kebudayaan Maroko


Maroko merupakan negeri eksotik di ujung barat dunia Islam, sekaligus salah satu negara kerajaan dengan penduduk mayoritas muslim (98,7 %) dan sisanya Yahudi. Agama Islam di negeri ini dikembangkan dengan menghargai tradisi lokal, seperti yang dilakukan oleh para dai atau wali songo ketika menyebarkan Islam di Nusantara.

Maroko juga dikenal sebagai negara Arab yang gaul, nuansa Eropanya kuat, tetapi tak kehilangan akar tradisi Arab dan Islam. Kebebasan berpendapat dan tradisi berpikir sangat terbuka di negeri Ibnu Batutah ini.

Pemerintah tidak memaksa rakyatnya untuk berpola pikir secara kaku atau seragam. Barangkali salah satunya adalah karena faktor penguasa Maroko saat ini, Raja Muhammad VI, seorang lulusan Eropa yang berpikiran Modern. Ia bertekad untuk memodernkan Maroko, namun tetap melandaskannya kepada ajaran Islam.

Raja yang berusia 49 tahun ini sedang berupaya mempertahankan tradisi keagamaan yang berusia ribuan tahun dengan arus globalisasi. Maka tak heran, jika di negeri bekas jajahan Perancis dan Spanyol ini, simbol-simbol tradisi Islam tetap kelihatan. Aktivitas religius selalu semarak. Aneka ritual tarekat sufi bebas berekspresi. Di tengah kuatnya arus modernisasi dan globalisasi yang berhembus kencang dari Barat

1.     kenduri di Maroko
Walaupun belum genap tiga tahun saya tinggal di negeri yang bermadzhab Maliki tulen ini, paling tidak saya sudah bisa mengenal budaya dan tradisi yang berkembang dan mereka anut. Salah satu pengalaman yang cukup berkesan bagi saya, ketika saya sering diundang pada acara-acara jamuan makan mereka. Misalnya saja ketika diundang ke walimah pengantin, tasyakuran, khitanan, maupun acara kirim do’a untuk mayit.

Di tanah air, acara seperti ini sangat populer sekali dengan istilah kenduri atau selamatan (slametan-jawa). Istilah tersebut di Maroko lebih akrab dengan sebutan zardah ( الزردة) / salkah (السلكة) dalam bahasa darijah (dialek) mereka.

Salah satu budaya kenduri di indonesia yang masih eksis yaitu tahlilan. Menurut kajian historis, tahlilan ini merupakan hasil akulturasi budaya Hindu. Kala itu, para Mubalig Islam di indonesia yakni wali songo berhasil melakukan dialog dan negosiasi dengan tradisi lokal. Sehingga, Islam dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat Indonesia.



Seorang sahabat (anak Maroko) yang baru saja ditinggal wafat ayahnya bercerita, mereka biasanya mengadakan zardah pada beberapa hari tertentu pasca kematian salah seorang. Mereka membaca Alquran dan memilih surat-surat khusus seperti surat Yasin, al-Ikhlas, Muawidzatain, dan beberapa kalimat tayyibah.

Hal ini seperti kegiatan tahlilan di Indonesia. Misalnya, ada beberapa sekelompok orang yang memperingati hari berkabung itu sejak hari pertama meninggalnya hingga hari ke-7 dan 40 setelah kematiannya.

Nah, ini merupakan salah satu bukti bahwa di "negeri seribu benteng" ini, ternyata ada juga tradisi semacam kenduri yang kalau boleh saya bilang hampir sama persis dengan budaya kita di tanah air. Barangkali ini karena Syeikh Maulana Malik Ibrahim, yang dikenal dengan Maulana Maghribi, itu benar asalnya dari Maroko. Maka Islam di Maroko ini sangat kultural dan ramah terhadap budaya lokal, sebagaimana yang berkembang di Indonesia. Beda dengan negara Arab lainnya seperti Saudi.

Orang Maroko mempunyai tradisi yang unik saat menyajikan makanan, baik ketika Kenduri maupun jamuan makan lainnya. Mereka menyajikan menu makanan itu sebanyak tiga kali dan bahkan bisa lebih.

Misalnya, menu pertama berupa ikan laut, kemudian disusul dengan menu kedua yaitu ayam dan ketiganya berupa daging sapi atau kambing. Bahkan, mereka kalau menyajikan daging kambing terkadang berupa kambing utuhan (kambing guling) yang hanya dipotong kepala dan kakinya saja. Jadi, masaknya seperti masak ayam panggang (ingkung).

Porsi menu tersebut menurut ukuran perut orang Indonesia, sangat luar biasa banyaknya. Soalnya bagi mereka, satu ekor ayam itu untuk porsi satu orang atau bahkan kadang-kadang bisa lebih.

Ada pula beberapa kelompok yang enggan mengikutinya. Khususnya, di acara-acara jamuan makan yang diadakan pasca ada orang yang meninggal, atau sering kita kenal dengan istilah “kirim do’a kepada si mayit”.

Bagi kelompok yang kontra dalam masalah ini, mereka beranggapan bahwa acara itu tidak ada tuntunannya di dalam syari’at Islam. Sehingga, itu termasuk bid’ah dan tentu sangat sesat dan menyesatkan.

Kelompok yang kontra itu biasanya selalu berpedoman pada dalil yang sudah tidak asing lagi bagi kita umat Islam, yaitu: “sSetiap perkara yang baru itu adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu sesat, dan setiap yang sesat itu masuk neraka”. Dan argumen yang paling kuat bagi mereka, bahwa ibadah itu bersifat tauqifi (tak bisa diedit/diotak-atik lagi).

2.      Paham Aswaja di Maroko

Aqidah Asy’ariyah merupakan label agama dan budaya yang sangat kental serta menjadi identitas beragama di Maroko.
Maka tidak heran, kalau paham Aswaja An-Nahdliyyah mudah diterima oleh warga muslim Maroko. Hal itu terbukti dengan ikut sertanya alim ulama Maroko dalam berbagai momen yang diselenggarakan oleh Nahdlatul Ulama. Salah satunya seperti acara ICIS yang dihadiri oleh Prof. Dr. Idris Chalifa (Pakar Aqidah Asy-’Ariyyah Maroko) dan Dr. Yessif (Penasehat Raja Maroko) dan Multaqo As-Sufi di Jakarta.

Sedangkan di Maroko sendiri, acara pembukaan Konferensi I Nahdlatul Ulama cabang istimewa Maroko yang berlangsung pada Ahad 15 juli 2012 itu, telah dibuka secara resmi oleh salah seorang ulama Maroko, Prof. Dr. Mariam Ait Ahmed. Beliau juga pernah menghadiri Kongres Muslimat NU ke-16 di provinsi Lampung.

Saat ini, di Maroko telah berdiri komunitas warga NU yang tergabung dalam Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko. Komunitas Nahdliyyin ini terdiri dari kalangan pelajar, pejabat KBRI, TKI, dan WNA seperti Malaysia dan Maroko sendiri. Kini, PCINU Maroko sudah mulai dikenal dan bekerjasama dengan beberapa lembaga dan organisasi kemasyarakatan di Maroko.

Kalau kita telusuri lebih jauh, di Maroko ini juga ada gerakan seperti salafy, tetapi mereka tidak berani muncul kepermukaan masyarakat secara terang-terangan. Maklumlah, Maroko adalah Negara Kerajaan.

Bahkan, Jamaah Tabligh pun ada di Maroko ini. Penulis pernah menemuinya bahkan diundang dalam suatu acara yang mereka adakan, karena pada waktu itu kebetulan ada rombongan Jamaah tabligh dari Indonesia.


Suku Minangkabau


   1.     Fenomena suku minang
Berbagai fenomena sosial budaya terakhir yang berwujud perilaku yang menggugat marwah subkultur dan martabat orang Minang, memberikan petunjuk pentingnya peningkatan peran ninik mamak dalam penerapan filosofi ABS – SBK (filosofi adat basandi syara’ – syara’ basandi Kitabullah). Fenomena sosial itu, mulai dari prilaku kelembagaan adat sendiri dalam pemberiaan gelar yang tidak sesuai dengan nilai filosofi Minang itu dan terkesan dalam fenomena itu “manjua gala”, juga perilaku anak kamanakan yang terjebak dalam perilaku yang memalukan dengan alasan jepitan kehidupan (ekonomi, rumah tangga dan gengsi sosial lainnya) seperti profesi peristiwa terkini tertangkapnya dua wanita penari striptis di tempat hiburan malam di Padang oleh Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padang (27 Sept 2011), beredarnya video porno di kalangan pelajar di Minang serta penyakit masyarakat lainnya (miras, judi, pergaulan bebas dan perbuatan maksiat lainnya).

Kasus yang benar-benar menciderai marwah ranah dan martabat masyarakat subkultur Minangkabau yang mempunyai filosofi adat basandi syara’ – syara’ basandi Kitabullah (ABS-SBK) itu, Skh. Haluan menyebutnya “Minangkabau dalam Kemaksiatan”, mengandung nada marah media massa dan publik. Fenomena ini justru menunjukkan salah satu sisi bahwa orang Minang yang menganut norm ABS-SBK itu prilakunya sudah mengalami kritis.

Sebenarnya cideranya marwah ranah dan martabat orang Minang ini berakar dari rasa malu tidak lagi menjadi budaya (perilaku), dimungkinkan karena didera ekonomi dan kekecewaan rumah tangga disamping sikap mental dan pribadi lemah iman. Rasa malu yang tidak bertahan karena godaan ekonomi dan ancaman kekecewaan rumah tangga itu menandai iman lemah dan tidak lagi menjadi kendali kehidupan. Dalam syara’ (Islam) malu itu bagian dari iman. Iman yang kuat akan menjadi benteng mempertahankan rasa malu. Di dalam adat disebut: – apalagi arang tacoriang di kaniang –  “malu tidak dapek diagiahkan” seperti juga “suku tak dapek diasak”. Artinya rasa malu bagi orang minang bagian dari identitas (Yulizal Yunus Dt. Rajo Bagindo, Haluan Minggu, 9 Oktober 2011:3). Praktek yang memalukan tadi, tidak saja memalukan dirinya, tetapi juga semua kaum (anak kamanakan, mamak dan penghulu suku) dalam sukunya di Minangkabau. Sudah dapat dipastikan pada kondisi sosial anak kamanakan seperti ini, yang amat tergugat itu peran ninik mamak dalam limbago adatnya dalam penerapan ABS – SBK.
Perbuatan memalukan yang meski dilakukan kamanakan apalagi oleh mamak sendiri karena jebakan godaan “material”, yang paling bertanggung jawab adalah ninik mamak dalam limbago adatnya. Tetapi limbago adat dimaksud bukan KAN (Kerapatan Adat Nagari) dan atau LKAAM (Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau) yang berada di garda terdepan, namun yang tergugat pertama itu adalah (1) limbago paruik yang mempunyai tunganai (mamak paruik/ lelaki tertua di paruiknya). Setelah limbago paruik adalah (2)limbago jurai (mamak di jurainya/ beberapa paruik), berikutnya (3) limbago suku (mamak suku beserta ninik mamak yang diketuai penghulu/ datuknya), berikutnya (5) limbago kampong (sentra suku), berikutnya limbago nagari (KAN), berikutnya limbago kecamatan.









    2.    Perkembangan Penduduk
Jumlah populasi
kurang lebih 7 juta 2000

Kawasan dengan jumlah penduduk yang signifikan
Sumatra Barat, Indonesia: 3.747.343.
Jabotabek, Indonesia: 636.000.
Riau, Indonesia: 534.854.
Jambi, Indonesia: 385.734.
Sumatera Utara, Indonesia: 306.550.
Kepulauan Riau, Indonesia: 111.463.
Bengkulu, Indonesia: 66.861.
Sumatera Selatan, Indonesia: 64.215.
Negeri Sembilan, Malaysia: 450.000.



Pertambahan jumlah penduduk Padang mencapai 12.968 atau 1,48 persen per tahun. Bila kecendrungan ini tidak diupayakan penanganan secepatnya, maka Padang bisa tak mampu lagi menampung perkembangan jumlah penduduk dengan segala kebutuhannya.

“Program Keluarga Berencana ampuh mengatasinya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dan KB merupakan investasi jangka panjang yang hasilnya tak bisa dilihat seketika,” kata Sekda Padang  Asnel kepada Singgalang usai membuka pencanangan PKK KB Kesehatan Padang 2017 di kantor Camat Kuranji, Selasa (17/10).

KB berkontribusi pada pembangunan SDM yang berkualitas di masa depan. Pemko Padang memegang komitmen yang kuat mewujudkan kota yang mampu mengendalikan angka kelahiran. Lalu, meningkatkan drajat kesehatan melalui penurunan angka kematian ibu hamil dan bersalin serta penurunan angka kematian bayi dan balita. Kemudian, peningkatan pasangan usia subur berpartisipasi ikut keluarga berencana dan pembangunan keluarga.

Angka kemiskinan di Padang lebih kurang 40.200 orang atau 4,98 persen dan ini menjadi tantangan ke depan untuk meningkatkan kesejahteraannya.

    3.    Demografi Sumatra Barat

Ringkasan Data Sumatera Barat
Nama lengkap : Provinsi Sumatera Barat
Ibukota : Padang
Berdiri : 3 Juli 1958
Dasar hukum : UU No. 61/1958
Luas : 49.778 km2

Suku : Minangkabau, Tanjung Kato, Panyali,
Caniago, Sikumbang, Gusci, Mentawai
Bahasa daerah : Minangkabau, Mandailing,
Mentawai, Jawa, Tionghoa
Rumah adat : Rrumah Gadang atau Rumah Bagonjong
Lagu daerah : Kampuang nan Jauh di Mato,
Dayung Palinggam, Ayam Den Lapeh, Barek Solok

Alat musik: Gendang Melayu, Saluang
Kesenian : Tari Piring, Tari Payung
Senjata adat : Karih (Keris)
Komoditas utama dan industri : Batu bara, Karet,
Kelapa, Cengkeh, Lada, Padi, Kayu, Ikan, Marmer

Arti Lambang Sumatera Barat
Semboyan: TUAH SAKATO

Tuah Sakato berarti Kesepaktan melaksanakan hasil mufakat atau musyawarah yang merupakan langkah yang bertuah bagi masyarakat Sumatera Barat..

Rumah Gadang
Semangat demokrasi yang menjadi ajang musyawarah masyarakat

Atap Mesjid Bertingkat Tiga
Islam sebagai agama utama masyarakat di Sumatera Barat.

Bintang Segilima
Ketuhanan Yang Mahaesa

Gelombang Laut
Dinamika masyarakat Minangkabau

Letak Geografis Sumatera Barat
Berdasarkan arah utara ke selatan, Provinsi Sumatera Barat adalah salah satu provinsi yang berada di wilayah tengah Pulau Sumatera. Wilayah provinsi Sumatera Barat meliputi dataran utama di sebelah barat Pulau Sumatera serta beberapa pulau yang termasuk dalam Kepulauan Mentawai, antara lain Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan.

Provinsi Sumatera Barat memiliki perbatasan darat dengan empat provinsi. Di sebelah selatan, Provinsi Sumatera Barat memiliki garis perbatasan darat yang panjang dengan Provinsi Jambi dan garis perbatasan darat yang pendek dengan Provinsi Bengkulu. Di sebelah timur, Sumatera Barat memiliki garis perbatasan darat yang panjang dengan Provinsi Riau. Di sebelah utara, provinsi Sumatera Barat berbatasan dengan Sumatera Utara. Garis pantai terdapat di sisi barat, yaitu berbatasan dengan Samudra Hindia. Kota Padang sebagai ibukota Provinsi Sumatera Barat terdapat di wilayah pantai ini. Kepulauan Mentawai yang terdapat cukup jauh di lepas pantai berjajar searah dengan garis pantai daratan utama dan menjadi penghalang terpaan ombak besar dari Samudra Hindia. Ini menyebabkan perairan laut antara Kepulauan Mentawai dan daratan utama provinsi Sumatera Barat merupakan perairan laut yang cukup tenang. Kondisi ini mendukung perkembangan sektor pariwisata dan perikanan di wilayah ini. Perairan tenang dapat dilayari dengan aman serta banyak kehidupan laut menjadikan perairan di wilayah ini sebagai habitat utama.

Bentang darat Sumatera Barat didominasi oleh perbukitan dan pegunungan. Wilayah dataran tinggi dan pegunungan, termasuk kawasan Bukit Barisan merupakan daerah terluas di Sumatera Barat. Sekitar 70 persen bentang darat Provinsi Sumatera Barat merupakan lahan yang tidak datar, Wilayah Sumatera Barat merupakan perbukitan dan pegunungan yang memiliki lereng-lereng yang terjal, terutama lereng-lereng perbukitan dan pegunungan di sebelah barat yang menghadap ke Samudra Hindia.

Rangkaian pegunungan mendominasi wilayah provinsi Sumatera Barat ini ditempati oleh banyak puncak gunung, di antaranya Gunung Gedang, Maitang, Marapi, Pantai Cermin, Pasaman, Tandiket, Tangga, serta Kerinci (3.800 m) yang terletak di daerah perbatasan dengan Jambi dan merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumatera. Sedikit lahan yang agak rata terdapat di sebelah timur dan sedikit dataran rendah terdapat di sudut tenggara serta kawasan pesisir pantai yang sempit.

Di wilayah pegunungan di bagian tengah Sumatera Barat terdapat beberapa perairan pedalaman yang menjadi sumber air penting bagi provinsi ini. Dengan luas 13.011 km2, Danau Singkarak yang melintasi wilayah Kabupaten Solok dan Tanah Datar merupakan danau terbesar di Sumatera Barat. Danau Maninjau yang memiliki luas 9.950 km2 terdapat di Kabupaten Agam. Tiga danau lainnya, yaitu Danau Diatas (3.150 km2), Danau Dibawah (1.400 km2), dan Danau Talang (1,02 km2) juga terdapat di Kabupaten Solok.


Suku Minangkabau
Populasi penduduk Sumatera Barat didukung oleh beberapa kelompok etnik. Etnik terbesar adalah suku Minangkabau. Suku Minangkabau menyebar di hampir semua wilayah daratan utama. Kelompok lainnya dalam jumlah yang lebih sedikit adalah suku Mandailing yang banyak menghuni wilayah Pasaman, orang Jawa di Pasaman dan Sijunjung, orang Tionghoa di wilayah perkotaan, dan berbagai suku pendatang lainnya. Sementara itu, Kepulauan Mentawai dihuni oleh suku Mentawai.

Suku Minangkabau menempatkan perempuan pada kedudukan yang istimewa. Tidak seperti sebagian besar suku di Indonesia yang menganut sistem kekerabatan patrilineal (garis keturunan ayah), Suku Minangkabau di Sumatera Barat menganut sistem Matrilineal (garis keturunan ibu). Suku Minangkabau di Sumatera Barat merupakan suku dengan budaya Matrilineal terbesar didunia.


Potensi Ekonomi Sumatera Barat
Sumatera Barat memiliki potensi ekonomi yang cukup banyak. Perairan pantai barat serta kawasan Kepulauan Mentawai memiliki banyak kehidupan laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Nelayan dapat menangkap beragam jenis ikan di kawasan ini. Ikan kerapu, udang, rumput laut, kepiting, dan mutiara merupakan beberapa hasil perikanan laut andalan. Daerah pesisir pantai, terutama kawasan Kepulauan Mentawai menghasilkan banyak kelapa. Di daerah perbukitan dan pegunungan terdapat perkebunan karet, cengkeh, dan lada. Kawasan pegunungan yang ditutupi hutan juga menghasilkan kayu. Medan yang berat karena banyaknya lereng perbukitan atau pegunungan yang curam merupakan tantangan utama pengembangan sektor pertanian dan perkebunan di provinsi Sumatera Barat ini.




SEKTOR USAHA PERTAMBANGAN
Sumatera Barat memiliki potensi bahan tambang golongan A, B dan C. Bahan tambang golongan A, yaitu batu bara terdapat di Kabupaten Sawah Lunto Sijunjung. Sedangkan Bahan tambang golongan B yang terdiri dari air raksa, belerang, pasir besi, tembaga, timah hitam dan perak menyebar di wilayah kabupaten Sawah Lunto sijunjung, Solok, 50 Kota, Pasaman, dan Tanah Datar. Bahan tambang golongan C menyebar di seluruh kabupaten kota di Sumatera Barat, sebagian besar terdiri dari pasir, batu dan kerikil sedangkan di Padang Pariaman terdapat obsidian dan batu andesit.

Salah satu yang telah banyak memberi manfaat bagi Sumatera Barat adalah batuan kapur sebagai bahan dasar industri semen. PT Semen Padang di Padang telah memanfaatkan kekayaan alam Sumatera Barat ini selama puluhan tahun. Batu kapur banyak terdapat di sekitar Padang, daerah sekitar Danau Singkarak dan Padang Panjang. Di Padang Panjang saja, deposit batu kapur yang dapat dieksploitasi mencapai 43 juta ton.

SEKTOR USAHA INDUSTRI
Industri Sumatera Barat didominasi oleh industri skala kecil dan rumah tangga. Jumlah unit industri sebanyak 47.819 unit, terdiri dari 47.585 unit industri kecil dan 234 unit industri besar menengah, dengan perbandingan 203 : 1. Pada tahun 2001 investasi industri besar menengah di Sumatera Barat mencapai Rp 3.052 milyar, atau 95,60% dari total investasi, sedangkan industri kecil investasinya hanya Rp. 1.412 milyar atau 4,40% saja dari total investasi. Nilai produksi industri besar menengah Sumatera Barat tahun 2001 mencapai Rp. 1.623 milyar, yaitu 60 % dari total nilai produksi, dan nilai produksi industri kecil hanya mencapai Rp. 1.090 milyar, atau 40% dari total nilai produksi. Pada negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat sumbangsih dari industri kecil ini dapat mencapai 80% dari total nilai produksi.

Sumatera Barat kaya akan sumber air yang melimpah juga telah banyak memberi manfaat bagi pembangunan daerah ini. Perairan danau Singkarak dan Maninjau telah lama dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air. Sumber air ini juga memiliki potensi besar untuk diolah dan dikemas menjadi air mineral.

SEKTOR USAHA PARIWISATA
Keindahan alam dan budaya Minangkabau di propinsi Sumatera Barat sudah terkenal dan mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai objek pariwisata. Umumnya tiap kabupaten dan kota di Sumatera Barat mempunyai obyek pariwisata minimal satu kategori yang potensi untuk dijadikan daerah tujuan wisata alam dan budaya. Kategori dari obyek pariwisata ini dapat berupa obyek pemandangan alam dari pantai seperti Teluk Bayur, wilayah pegunungan yang sangat mempesona, danau, ngarai dan lembah atau obyek kebudayaan.

Tujuan wisata budaya di Sumatera Barat mempunyai prospek yang tinggi untuk dikembangkan, dimana kekayaan budaya Minangkabau seperti rumah Gadang maupun kebudayaan suku Mentawai termasuk salah satu yang unik di nusantara dan dapat menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi.

Provinsi Sumatera Barat memiliki berbagai jenis daearah dan tempat wisata antara lain: Danau Singkarak (terbesar di Sumatera Barat), Danau Maninjau, Danau Kembar, Ngarai Sianok, Lembah Anai, Lembah Harai maupun pulau Cubadak.
    4.    Kebudayaan dan kepribadian suku minang

·         Berani melakukan perubahan
Orang Minang tak takut mendobrak zona nyamannya dan melakukan perubahan untuk hidup yang lebih mapan. Karena itulah, mereka banyak yang menjadi perantau, meski di kampung halamannya lebih nyaman dan enak. Itulah sebabnya mereka tumbuh menjadi pribadi yang berani mengambil risiko. Tentu saja dengan disertai perhitungan yang matang.

·         Memiliki jiwa dagang yang kuat
Sudah menjadi rahasia umum bahwa orang Minang sangat andal berdagang. Jiwa berniaga ini seolah sudah mendarah daging sejak zaman para leluhur dahulu. Tak heran kalau kita bisa dengan mudah menemukan ribuan gerai bisnis fesyen di Tanah Abang . Tak hanya itu guys, orang Minang pun banyak yang merambah bisnis kuliner berjudul “Masakan Padang” di seluruh penjuru nusantara. Kabarnya, rendang dagingnya yang melegenda itu, dinobatkan sebagai salah satu makanan terlezat di dunia.

·         Aktif dan kreatif
Berbekal jiwa dagang yang tinggi, orang Minang biasa dikenal sebagai pribadi yang aktif, kreatif dan agresif dalam memburu peluang. Hal-hal kecil yang mungkin sepele bagi orang lain, justru bisa menjadi kesempatan emas untuk mendulang rupiah. Kecakapan dalam berkomunikasi juga mempengaruhi terciptanya banyak peluang yang luar biasa.

·         Religius
Orang Minang sangat religius. Bagi mereka, sholat lima waktu tak boleh lalai ditunaikan. Banyak tokoh alim ulama yang terkenal, juga berasal dari Sumatera Barat. Didikan rohani yang kuat semenjak kecil, adalah salah satu faktor yang membuat jiwa religiusnya sangat menonjol.

·         Efektif dan efisien
Dalam bekerja, orang Minang sangat efektif dan efisien. Lihat saja bagaimana pelayan restoran masakan Padang menyajikan aneka jenis makanan yang lezat itu. Mereka sanggaup membawa piring-piring saji dengan sekali angkut, tanpa takut jatuh atau tumpah di tengah jalan. Mereka terbiasa melakukan banyak hal dengan cepat tapi tetap rapi.

·         Mencintai budaya leluhur
Orang yang sukses tak pernah melupakan asal-usulnya. Itulah yang dipegang teguh oleh orang Minang. Mereka sangat mencintai budaya dan adat istiadat dari kampung halamannya. Sejauh apapun mereka merantau, hal ini tak pernah dilepaskan.

Rabu, 24 Oktober 2018

Ilmu Sosial Dasar







I. Pengertian ISD






Menurut Max Werber(1864-1920) :


sebagai perhatian pada masalah kehidupan manusia, kehidupan masyarakat dan berbagai prokansepsi tentang disiplin. Akibat perhatian tersebut menghasilkan berbagai refleksi pemikiran dari perjalanan atau pengalaman hidupnya, baik yang berdimensi material maupun spiritual. (Buku Ilmu Sosial Dasar Karya M.Munandar.Soelaeman )(2001)

Senin, 22 Oktober 2018

Install Debian 7.8.0 di VMware (CLI)

      Hello balik lagi nih, kali ini saya mau share cara install Debian 7.8.0 Whezzy di VMware dengan tampilan CLI. yupps kali ini kita install CLI (Command Line Interface) jadi nanti osnya tanpa tampilan, alias teks hitam putih seperti MSDOS. yuk langsung aja: